BAB
I
GAMBARAN
MENGENAI BISNIS INTERNASIONAL
Minyak nabati di
pasar internasional merupakan salah satu pasar kompetitif, melibatkan tujuh
belas jenis minyak nabati serta hampir
diproduksi dan dikonsumsi semua negara, baik negara maju maupun negara sedang
berkembang. Minyak nabati yang banyak di pasar internasional antara lain minyak
kedelai, minyak sawit, sunflower oil
dan minyak jagung. Minyak kelapa sawit atau crude
plam oil yang untuk selanjutnya disingkat CPO merupakan bahan baku
pembuatan bahan makanan, kosmetik, obat-obatan dan untuk pengembangan bio-diesel sebagai bahan bakar alternatif
ramah lingkungan yang telah mulai berkembang dan akan menggantikan bahan bakar
minyak yang berasal dari bumi. Karena sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui cadangannya semakin menipis maka ada kencenderungan peralihan dari
bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui ke bahan bakar yang dapat
diperbaharui.
Crude Palm Oil (CPO) dan
Palm Kernel Oil (PKO) banyak
digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak makan dan margarine) industri
sabun (bahan penghasil busa), industri baju (bahan pelumas), industri tekstil,
kosmetik dan sebagai bahan bakar alternatif (minyak disel). dengan semakin
langkanya dan mahalnya bahan bakar minyak bumi (BBM), minyak kelapa sawit
semakin berdaya saing. Di Indonesia kelapa sawit telah menjadi komuditi
unggulan sejak tahun 1980. Secara nasional kelapa sawit telah dan makin penting
dalam perekonomian Indonesia, karena kelapa sawit termasuk komoditas strategis
penghasil devisa negara dari sektor nonmigas. Peranan kelapa sawit cukup besar
terhadap perekonomian Indonesia, antara lain:
1.
Sumber
lapangan pekerja
2.
Sumber
utama devisa negara dari sektor pertanian / sektor nonmigas dengan nilai ekspor
mencapai 20 milyar dolar Amerika di tahun 2014
3.
Pemasok
industri bahan baku Crude Palm Oil (CPO)
dan Plam
Kernel Oil (PKO) dalam negeri.
4.
Mendorong
sentra-sentra ekonomi baru.
5.
Konservasi
yang mengurangi efek rumah kaca (penangkap karbon/ carbon catche yang efektif).
Dalam jangka
panjang, permintaan dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan meningkat
sejalan dengan jumlah populasi penduduk dunia yang bertumbuh dan karenanya
meningkatkan konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak sawit.
Perdagangan luar
negeri merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang
pembangunan Indonesia. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang
merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan dalam hal ini perlu dilihat
seberapa besar kontribusi melalui ekspor
minyak kelapa sawit khususnya di Kalimantan Timur.
Ekspor merupakan
salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang
perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena ekspor secara
luas ke berbagai negara memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong
pertumbuhan sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan dan stabilitas perekonomianya. Salah satu andalan ekspor di Indonesia adalah komoditi ekspor
kelapa sawit, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman unggulan Indonesia
untuk kurun waktu yang lama ke depan. Komoditas kelapa sawit berupa bahan
mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat pertama penyumbang devisa
nonmigas terbesar bagi negara Indonesia
kemudian disusul karet.
Dari tahun 1975an Indonesia telah melakukan pengembangan budidaya
kelapa sawit dan melakukan pemasaran ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) ke berbagai negara
di dunia. Industri minyak sawit merupakan industri Indonesia yang paling
kompetitif dibandingkan industri lain di dalam negeri dan dengan industri
sejenis di negara lain. Pertumbuhan luas daerah kebun kelapa sawit sejak tahun
1994-2014 mencapai rata-rata 400 ribu hektar per tahun.yang tersebar di Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Sulawesi dan Papua. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat
luas areal perkebunan sawit mencapai 10 juta hektar dengan komposisi 4,9 juta
hektar perkebunan swasta, 0,7 juta hektar BUMN dan 4,4 juta hektar perkebunan
rakyat. Sampai saat ini Indonesia merupakan pengembang areal kelapa sawit nomor
satu di dunia mencapai 10 juta Ha dengan
Produksi minyak sawit Crude Palm
Oil (CPO) mencapai 30 juta metric
ton per tahun Crude Palm Oil (CPO),
Pada tahun 1990, produksi
minyak kelapa sawit Indonesia hanya 22 persen dari produksi dunia,
Malaysia 55 persen dan negara-negara lain 23 persen, sedangkan pada saat
ini produksi minyak kelapa sawit
Indonesia sudah mencapai 55 persen, Malaysia 40 persen, sedangkan negara
lainnya 5 persen dan telah menjadi produsen utama penghasil minyak kelapa sawit
melalui pengembangan dan peremajaan. Sasaran pengembangan kelapa sawit adalah
percepatan terwujudnya Indonesia sebangai produsen tahunan minyak sawit melalui
pengembangan usaha dan agribisnis kelapa sawit yang memiliki tingkat daya saing
optimal dan memberikan kesejahteraan maksimal bagi pelaku usaha secara
berkelanjutan.
Selama 17 tahun terakhir, produksi minyak kelapa sawit meningkat enam
kali lipat, dari 4,8 juta ton minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) pada 1996 menjadi 31 juta ton pada 2014,
dan samapai sekarang ini dari jumlah
produksi minyak Crude Palm Oil
(CPO)yang di hasilkan hampir 75 persen dari jumlah produksi diekspor ke negara
lain dengan nilai volume ekspor mencapai 20.1 juta metric ton, dengan nilai
ekspor mencapai 20 milyar dolar amerika. Dengan negara tujuan ekspor India,
Cina, Singapura, Jepang, Korea selatan, Malaysia, Mesir, Belanda, Jerman dan
untuk saat ini sudah adanya beberapa permintaan dari beberapa negara Eropa
Timur.
Era pengembangan kelapa
sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek
Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. Perkebunan kelapa sawit
jadi primadona seiring manfaat positif pertumbuhan ekonomi yang dirasakan
masyarakat Kalimantan Timur. Sampai saat ini
luas areal kelapa sawit di Kalimantan Timur sudah mencapai 1.115.415 Ha
yang terdiri dari 230.266 Ha sebagai tanaman plasma / rakyat, 22.367 Ha milik
BUMN sebagai inti dan 862.782 Ha milik Perkebunan Besar Swasta. Produksi TBS
(Tandan Buah Segar) sebesar 7.600.298 ton atau setara dengan 1.672.066 ton Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2014.
Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di Kabupaten
Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Paser. Sedangkan beberapa kabupaten dan kota
lainnya masih dalam luasan terbatas.
Industri perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur juga berperan
penting dalam mengurangi angka penganguran di Indonesia saat ini ada 354.605
orang yang bekerja, selain memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat di
kalimantan timur sendiri, industri ini juga menyerap tenaga kerja dari luar
Kalimantan Timur. Di mana diharapkan
bisa mempercepat percepatan pemulihan ekonomi seperti peningkatan pendapatan
masyarakat yang nantinya secara langsung pula dapat meningkatkan pendapatan
daerah Kalimantan timur.
Manfaat
Praktis Kelapa Sawit
Manfaat
praktis merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit yang sudah
diolah bagi kehidupan manusia dan juga sekitarnya. berikut ini adalah manfaat
praktis dari kelapa sawit :
1.0Sebagaiominyakogoreng
Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran merupakan jenis minyak goreng yang berasal dari hasil olahan kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng merupakan salah satu sari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga berbagai industri makanan, seperti pembuatan keripik.
2.oSebagaiocampuranobahanobakarobiodiesel
Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan, terutama untuk kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan tenaga dalam jumlah torsi yang besar untuk mengangkut hasil kebun, tambang dan juga pendistribusian komoditas antar daerah. Selain itu, diesel juga sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Bahan bakar utama dari diesel dapat diperoleh dengan menggunakan campuran dari minyak kelapas sawit, yang dinilai rama lingkungan,odibandingkanobahanobakarodieselobiasa.
3.oSebagaiopelumas
Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas dari minyak kelapa sawit ini digunakan untuk melumasi bagian luar dari mesin dan juga perangkat lainnya. Bahkan ada beberapa jenis mesin 2 tak, menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai bahan campuran pada oli sampingnya.
4.oBahanopembuatanomentega
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bahan yang satu ini. Ya, mentega merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik itu untuk menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar pembuatan mentega adalah minyak kelapa sawit
5.oBahanopembuatanopomade
Saat ini, pomade merupkn salah satu bahan kosmetik yang banyak digunakan, karena sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka, ternyata pomade juga dibuat dengan menggunakan bahanodasarodariomanfaat kelapaosawitoyangodibuatomenjadiominyak.
6.oBahanopembuatanolotionodanojugaocreamokulit
Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita gunakan pada kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa sawit, yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai macam bahan berupa serum dan juga vitamin – vitamin yang baik untuk kesehatanokulitokita.
7.oMembantuomendinginkanokulitoyangoterkenaolukaobakar
Anda terkena luka bakar? kalau begitu, anda dapat mencoba mendinginkan luka bakar anda dengan menggunakan putih telur dan juga minyak kelapa sawit yang dingin. Manfaat kelapa sawitobagioimanusia dapatomembantuomendinginkanokulitoyangoterbakar.
8.oDapatomenetralisirorasaopedas
Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk menetralisir rasa pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak kelapa sawit yang dapat menghilangkan rasa pedas.
9.oBahanobakuopembuatanocat
Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku dalam pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang sering kita gunakan untuk melakukan proses pemolesan0padaobodyomobil.
10.oBahanobakuopembuatanopastaogigi
Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu bahan baku pembuatanopastaogigi.
11. Sebagai Dempul
1.0Sebagaiominyakogoreng
Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran merupakan jenis minyak goreng yang berasal dari hasil olahan kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng merupakan salah satu sari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga berbagai industri makanan, seperti pembuatan keripik.
2.oSebagaiocampuranobahanobakarobiodiesel
Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan, terutama untuk kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan tenaga dalam jumlah torsi yang besar untuk mengangkut hasil kebun, tambang dan juga pendistribusian komoditas antar daerah. Selain itu, diesel juga sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Bahan bakar utama dari diesel dapat diperoleh dengan menggunakan campuran dari minyak kelapas sawit, yang dinilai rama lingkungan,odibandingkanobahanobakarodieselobiasa.
3.oSebagaiopelumas
Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas dari minyak kelapa sawit ini digunakan untuk melumasi bagian luar dari mesin dan juga perangkat lainnya. Bahkan ada beberapa jenis mesin 2 tak, menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai bahan campuran pada oli sampingnya.
4.oBahanopembuatanomentega
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bahan yang satu ini. Ya, mentega merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik itu untuk menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar pembuatan mentega adalah minyak kelapa sawit
5.oBahanopembuatanopomade
Saat ini, pomade merupkn salah satu bahan kosmetik yang banyak digunakan, karena sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka, ternyata pomade juga dibuat dengan menggunakan bahanodasarodariomanfaat kelapaosawitoyangodibuatomenjadiominyak.
6.oBahanopembuatanolotionodanojugaocreamokulit
Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita gunakan pada kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa sawit, yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai macam bahan berupa serum dan juga vitamin – vitamin yang baik untuk kesehatanokulitokita.
7.oMembantuomendinginkanokulitoyangoterkenaolukaobakar
Anda terkena luka bakar? kalau begitu, anda dapat mencoba mendinginkan luka bakar anda dengan menggunakan putih telur dan juga minyak kelapa sawit yang dingin. Manfaat kelapa sawitobagioimanusia dapatomembantuomendinginkanokulitoyangoterbakar.
8.oDapatomenetralisirorasaopedas
Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk menetralisir rasa pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak kelapa sawit yang dapat menghilangkan rasa pedas.
9.oBahanobakuopembuatanocat
Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku dalam pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang sering kita gunakan untuk melakukan proses pemolesan0padaobodyomobil.
10.oBahanobakuopembuatanopastaogigi
Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu bahan baku pembuatanopastaogigi.
11. Sebagai Dempul
Minyak
kelapa sawit juga merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan dempul.
Dempul sendiri merupakan bentuk pasta yang berfungsi untuk perbaikan-perbaikan
pada patahan tertentu pada bagian Atau
permukaan dari besi dan plastic
13.
Dapat Membantu Proses Penyamakan Kulit
Minyak
kelapa sawit memiliki manfaat lain, yatu dapat membantu proses penyamakan kulit
binatang. Biasanya kulit binatang, seperti sapi dan kambing akan mengalami
proses penyamakan terlebih darhulu, Sebelum akhirnya diolah menjadi kulit yang
siap umyuk dijadikan tas dan dompet.
14.
Sebagai Makan Hewan
Manfaat kelapa
dalam kehidupan sehari-hari juga berguna pada bagian ampasnyas Ampas dari
kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan pada hewan ternak. Selain
itu, buah kelapa sawit juga Menjadi
santapan lezat bagi hewan-hewan liar, seperti babi hutan,
15
Sebagai Bahan Baku Dalam Industry Baja
Kelapa
sawit juga beranfaat sebagai ahan baku pada industri baja. Dalam industri baja,
minyak kelapa sawit digunakan untuk memberikan lapisan pada baja dan besi agar
menjadi lebih tahan terhadap karat Dan
juga korosi
16.
Dapat Menjadi Kompos
Yang
terkhir, kelapa sawit dapat menjadi kompos, alias pupuk. Ya, ampas dari buah
kelapa sawit, dan juga daun kelapa sawit dapat diolah dalam bentuk pupuk
kompos. Pupuk kompos ini dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat membantu
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, karena mengandung unsur-unsur hara.
BAB II
PASAR DAN PUSAT BISNIS GLOBAL
Saat
ini, Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan
jumlah produksi tahun 2009 diperkirakan sebesar 20,6 juta ton minyak sawit,
kemudian diikuti dengan Malaysia dengan jumlah produksi 17,57 juta ton.
Produksi kedua negara ini mencapai 85 persen dari produksi dunia yang sebesar
45,1 juta ton (Oil World, 2010). Sebagian besar hasil produksi minyak sawit di
Indonesia merupakan komoditas ekspor. Pangsa ekspor kelapa sawit hingga tahun
2008 mencapai 80 Persen total produksi.
Sebagian
hasil dari perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur termasuk yang diekspor
oleh indonesia, yang masih dalam bentuk minyak kelapa sawit mentah Crude Palm Oil (CPO). Di mana untuk saat
ini perusahaan yang mengelola minyak kelapa sawit menjadi produk jadi masih
kurang di Kalimantan Timur, kebanyakan minyak
kelapa sawit diolah di luar Kalimantan Timur, Sedangkan dari aspek pemasaran ke
luar negeri minyak Crude Palm Oil (CPO) Kalimantan Timur, pada saat ini negara–negara
kawasan Eropa Timur merupakan pasar baru yang mempunyai prospek cerah dalam
ekspor minyak kelapa sawit, selain di ekspor ke berbagai negara seperti Jepang,
India, Cina, dan Korea selatan.
BAB III
LINGKUNGAN HUKUM, TEKNOLOGI,
AKUNTANSI , DAN POLITIK
Dimana
Perusahaan sawit ini berencana untuk melakukan investasi-investasi besar untuk
meningkatkan kapasitas penyulingan minyak sawit,melalui kepengurusan kebijakan dan prosedur system
akuntamsi nasional yang disebut sebagai lingkungan akuntansi, namun dalam hal tersebut perusahaan perlu mengikuti hukum istiadat dan lingkungan politik yang berada diIndonesia yang selama ini
berfokus pada ekspor minyak sawit mentah agar prioritasnya untuk mengolah produk-produknya
memiliki harga jual yang lebih tinggi maka perusahaan juga membutuhkan system
teknologi , melalui system teknologi tersebut perusahaan kelapa sawit ini bisa
mentransfer informasi-informasi mengenai produk yang kita jual memudahkan konsumen-konsumen
dalam mgengakses.
BAB IV
PERAN BUDAYA
Dalam
proses pengeksporan, peran budaya sangatlah penting untuk mengetahui apa saja Kemungkinanan
yang akan menjadi salah satu kendala.Yang
pertama adalah proses Komunikasi dimana proses ini merupakan inti dari sebuah
upaya apakah proses mengekspor bisa berhasil atau tidak. Jika dalam proses
komunikasi tidak jelas maka pengeksporan tidak akan terjadi. Peran Lain Yang
Harus Diperhatikan Dalam Berbisnis
Seperti :
1.
Estetika
2.
Sikap
Dan Kepercayaan
3.
Agama
4.
Budaya
Material
5.
Pendidikan
6.
Bahasa
7.
Karakteristik
Hukum
8.
Struktur
Politik
Disetiap
Negara memiliki peran budaya yang berbeda-beda namun hambatan yang sering
terjadi adalah adanya standar, mekanisme dan regulasi yang berubah sehingga
menjadi hambatan pada kelancaran
transaksi dan distribusi CPO Indonesia
ke Negara yang ingin di eskpor contohnya Negara Italia. Hal ini juga disebabkan
karena adanya isu negatif dan kampanye hitam akan produk CPO dari Indonesia.
BAB V
ETIKA
DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM BISNIS
INTERNASIONAL
Alasan
dasar keberadaan suatu bisnis adalah untuk menciptakan nilai. Selain itu,
sebagian untuk memperoleh penghasilan kehidupan. Sebagai akibatnya, tujuan dari
setiap keputusan yang dibuat untuk kepentingan bisnis atau individu dalam
bisnis adalah meningkatkan penghasilan dan mengurangi biaya.
Etika
sebagai kepercayaan individu tentang apakah keputusan, perilaku, atau tindakan
tertentu benar atau salah. Konsep perilaku etis biasanya merujuk ke perilaku
yang diterima oleh norma sosial umum. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang
tidak sesuai dengan norma sosial umum.
Setiap pembisnis yang menginginkan go
internasional harus memikirkan matang-matang dan menganalisis kode etik
internasional :
1. Organisasi
untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang merupakan kebijakan utama
untuk negara-negara industri,
2. International
Chamber of Commerce (ICC ), yang berkaitan dengan perlakuan yang adil antara
perusahaan multinasional,
3. Organisasi
Buruh Internasional (ILO), yang berkaitan dengan investasi langsung
dinegara-negara berkembang, dan
4. Pusat
korporasi Transnasional (CTC), yang bertujuan untuk memaksimalkan kontribusi
dari perusahaan-perusahaan transnasional untuk pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan dan untuk meminimalkan efek negatif dari kegiatan
perusahaan-perusahaan.
Kode-kode
berbagai dikembangkan dalam rangka untuk menciptakan ketertiban Antara perusahaan minyak kelapa sawit
Indonesia dengan perusahaan
multinasional, meskipun, beberapa organisasi menolak untuk mematuhi kode ini,
terutama karena pemerintah nasional tidak direstui mereka sepenuhnya. Tanpa
penegakan seragam dan penuh, organisasi multinasional bisa punya pilihan
merajalela dalam isu-isu etika internasional. Mendasari kurangnya consensus adalah
masalah nasional serta budaya perusahaan. Setiap bangsa berbeda dan setiap
organisasi multinasional dalam satu atau lain cara yang berbeda dalam cara
mereka melakukan bisnis, terutama di negara-negara lain. Selain kode ini,
korporasi moral yang harus menangani hak asasi manusia dan peluit ditiup dan
kode etik internasional di mana ia beroperasi.
BAB
VI
PERDAGANGAN
DAN INVESTASI INTERNASIONAL
Permintaan
minyak kelapa sawit untuk pangan diperkirakan terus bertambah sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, kenaikan konsumsi per kapita dan untuk mensubtitusi lemak
jenuh hewan. Selama tahun 2008/09, konsumsi perkapita minyak dan lemak di Uni
Eropa dan Amerika Serikat masing-masing adalah 59,3 kg dan 51,7 kg,konsumsi di
negara berkembang seperti India, Pakistan danNigeria masing-masing adalah 13,4
kg, 19,9 kg,dan 12,5 kg. Konsumsi di negara-negara berkembang ke depan menuju
pada mutu kehidupan yang lebih baik dan perubahan konsumsi per kapita menuju
rata-rata dunia kini adalah 23,8 kg per orang maka lompatan lebih lanjut dalam
produksi minyak nabati dibutuhkan untuk memenuhi permintaan masa depan
(Bek-Nielsen, 2010).
Berdasarkan
proyeksi World Bank tahun 2009, seperti dilaporkan oleh Teoh (2010), jumlah
penduduk tahun 2020 sekitar 7,58 milyar, dengan asumsi kenaikan jumlah penduduk
sebesar 11,6 persen dan kenaikan 5 persen dalam konsumsi per kapita maka
tambahan 27,7 juta ton minyak nabati diperlukan sebelum tahun 2020. Apabila
kenaikan permintaan ini dipenuhi oleh minyak kelapa sawit maka tambahan luas
areal yang diperlukan adalah 6,3 juta ha. Hal ini dapat dipenuhi dengan asumsi
terjadi kenaikan 10 persen dalam produktivitas per hektar. Di sektor bahan
bakar terbarukan dari minyak nabati ( Biofuel ), Negara-negara di seluruh dunia
sudah menetapkan sasaran biodiesel berkisar; 1 persen di
Filipina sampai 10 persen di Uni
Eropa sebelum tahun 2020.
Apabila
rencana ini terwujud diperkirakan 4 juta hektar lahan tambahan harus ditanami
untuk memenuhi kebutuhan Uni Eropa sedangkan satu juta hektar lahan lagi
dibutuhkan untuk mencukupi permintaan Cina (Sheilet al . , 2009). Menguatnya
permintaan untuk minyak kelapa sawit, pertanyaan yang muncul adalah “dari mana
saja produksi masa depan akan datang”?. Visi pemerintah Indonesia adalah untuk
menjadi “penghasil minyak kelapa sawit berkelanjutan terbaik sedunia”, dengan
tujuan menghasilkan 40 juta ton minyak kelapa sawit tahun 2020 untuk pangan dan
untuk energi. Ini berarti bahwa produksi harus berlipat dua dalam 10 tahun
mendatang.
Selain
peningkatan produktivitas, untuk memenuhi permintaan ini maka diperlukan lahan
tambahan baru dari areal penggunaan lain (APL) dan lahan terlantar yang perlu
ditanami kelapa sawit setiap tahunnya. Potensi dan peluang tersebut dimiliki
Indonesia.Kecemburuan internasional terhadap perkembangan kelapa sawit perlu
didalami dengan mengurai isu negatif ( black campaign ) pembangunan kelapa
sawit dimana pembangunan kelapa sawit dikhawatirkan tidak berkelanjutan. Dengan
mengurai isu pembangunan kelapa sawit berkelanjutan, maka dapat diketahui bahwa
akar masalahnya adalah di pasar pangsa minyak sawit menguat dibandingkan minyak
nabati lain dan hal ini dimungkinkan karena produktivitas dan efisiensi minyak
sawit lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain yang diproduksi
negara-negara sub-tropis yang umumnya negara - negara maju.
Dengan
posisi minyak sawit lebih kuat ini,isu yang dikembangkan adalah isu pembangunan
kelapa sawit berkelanjutan melalui penciptaan hambatan teknis produksi dan
perdagangan. Dengan analisis di atas, maka klaim dari berbagai LSM
internasional dapat dipandang sebagai bagian dari dinamika lingkungan strategis
eksternal. Untuk itu perjuangan untuk mengatasi black campaign perlu dilakukan
dengan mengembangkan langkah-langkah strategis terutama dalam mengurai
permasalahan pembangunan kelapa sawit di Indonesia.
Pada
saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan
karena alasan-alasan berikut:
•
Margin laba yang besar, sementara komoditi ini mudah diproduksi
• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk global
• Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling murah di dunia
• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati
• Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara penggunaan besin diperkirakan akan berkurang
• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk global
• Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling murah di dunia
• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati
• Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara penggunaan besin diperkirakan akan berkurang
Masalah-masalah
apa yang menghalangi perkembangan industri minyak sawit dunia?
•
Kesadaran bahwa penting untuk membuat lebih banyak kebijakan ramah lingkungan
• Konflik masalah tanah dengan penduduk lokal karena ketidakjelasan kepemilikan tanah
• Ketidakjelasan hukum dan perundang-undangan
• Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur
• Konflik masalah tanah dengan penduduk lokal karena ketidakjelasan kepemilikan tanah
• Ketidakjelasan hukum dan perundang-undangan
• Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur
BAB
VII
SISTEM
MONETER INTERNASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN
Dalam perdagangan
internasional pasti memiliki sistem moneter dalam sistem ini Untuk mempromosikanokerjasama
antara produksi minyak kelapa sawit Indonesia dengan minyak kelapa sawit luar,
dalam hal ini sistemfmoneterointernasional
memfasilitasi perluasan dan
pertumbuhan yang
seimbang dari perdagangan internasional
Untuk mempromosikan stabilitas nilai, untuk mempertahankan pengaturan pertukaran yang tertib di
antara anggota, dan untuk
menghindari depresiasi tukar
kompetitif Untuk membantu pembentukan sistem
multilateral pembayaran.agar
peniagaan internasional dapat berkembang , harus terdapat system untuk
mempertukarkan dan menilai mata uang yang berbeda, system moneter internasional
melakukan nya dengan menetapkan aturan untuk menilai dan menpertukarkannya dan
system akuntansi BOP yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi .
BAB VIII
VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL
Sejarah masuknya Bank
Dunia di sektor minyak kelapa sawit Indonesia ada sejak tatanan perkebunan
sawit zaman kolonial Hindia Belanda maupun semenanjung Malaya, yang pada
umumnya dilakukan oleh perusahaan swasta asing yang berciri khas investasi
padat modal dan padat tenaga buruh dengan dukungan dari Bank Dunia. Perkebunan
sawit dilakukan melalui alih fungsi lahan yaitu mengubah bentang hutan tropis
menjadi perkebunan monokultur skala besar. Sejalan maraknya pembukaan hutan
lewat izin pembalakan, hal ini turut mendorong menggeliatnya industri minyak
sawit yang bermula sejak akhir dekade 1960-an.
Pasar valuta asing ditentukan oleh interaksi
dari permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Aktivitas
arbritase mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam valuta asing, dalam daya
beli menyatakan bahwa harga minyak kelapa sawit menjadi sama antarnegara.
Fungsi dari pasar valuta asing bagi pengusaha :
a.
sebagai Transfer daya beli
b.
Penyediaan kredit
c.
Mengurangi resiko valuta asing
Peran
Bank sentral
suatu negara memegang peran yang amat penting dalam pasar valuta asing. Bank
sentral ini senantiasa berupaya untuk mengendalikan suplai uang, inflasi,
dan ataupun suku bunga bahkan seringkali mereka memiliki suatu target baik
resmi maupun tidak resmi terhadap nilai tukar mata uang negaranya. Seringkali
bank sentral ini menggunakan cadangan devisanya
untuk menstabilkan pasar.
BAB IX
PERUMUSAN KEBIJAKAN
PERDAGANGAN NASIONAL
Industri
berbasis kelapa sawit juga merupakan industri padat karya yang menyerap tenaga
kerja dengan jumlah sangat besar. Data Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian
menunjukkan bahwa tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit meningkat dari tahun
ke tahun. Pada 2010, komoditas kelapa sawit mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 3,4 juta tenaga kerja. Angkanya meningkat sebesar 60,8 persen
pada 2014 menjadi 5,4 juta tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja tersebut belum
termasuk tenaga kerja bagian pengangkutan, pengolahan, laboratorium,
administrasi kebun, dan panen. Bisa dipastikan jumlah tenaga kerja yang terserap
dari perkebunan kelapa sawit, baik langsung ataupun tidak langsung (industri
turunan kelapa sawit) dapat melebihi 5,4 juta orang. Penyerapan tenaga kerja di
perkelapasawitan jauh lebih besar dibandingkan di industri minyak dan gas bumi.
Sebagai
industri yang strategis dan dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan
peranan dan kontribusi industri minyak sawit dalam perekonomian bangsa, sudah
selayaknya pemerintah memberikan perhatian, komitmen, dan perlindungan kepada
industri ini sehingga dapat berkembang lagi secara berkelanjutan. Untuk itu
perlu dan pentingnya disusun regulasi dalam bentuk perundang-undangan yang
secara khusus terkait dengan komoditas strategis kelapa sawit ini. Keberadaan
UU ini dimaksudkan untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara
terbesar penghasil, eksportir dan konsumen kelapa sawit dan meningkatkan
peranan komoditas ini dalam perekonomian nasional, meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan mendorong pemerataan serta keadilan. Jangan sampai sejarah berulang
kembali. Akibat ketiadaan komitmen dan regulasi yang kuat dan kondusif, promosi
dan perlindungan yang berkesinambungan, nasib industri kelapa sawit ini menjadi
seperti industri lainnya yang pernah berjaya.
Kebijakan-kebijakan yang harus
dilaukan
1.
Kebijakan Proteksi.
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry),
dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang
semenang-menangnya dengan kelebihan yang ia miliki, selain
itu persaingan-persaingan barang-barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
·
Memaksimalkan
produksi dalam negri.
·
Memperluas
lapangan kerja.
·
Memelihara
tradisional.
·
Menghindari
resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi
andalan.
·
Menjaga
stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
Kebijakan proteksi meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Tarif.
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang dagangan yang melintasi daerah pabean ( cutom area ). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negri sehingga meningkatkan pendapatan negara dan juga membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang dagangan yang melintasi daerah pabean ( cutom area ). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negri sehingga meningkatkan pendapatan negara dan juga membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
Macam-macam
penentuan tarif, yaitu:
a. Bea
Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
b. Bea
Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan
akhir barang tersebut negara lain.
c.
Bea Impor (import duties) adalah
pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu
negara (tom area).
2. Kuota.
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk
membatasi jumlah barang yang diperdagangkan.
Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota
ekspor. Kuota impor adalah
pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang
diproduksi, dan kuota ekspor adalah
pembatasan jumlah barang yang diekspor.
Tujuan
diberlakukannya kuota impor di antaranya:
a.
Mencegah barang-barang yang penting berada di
luar negri.
b.
Menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri
dalam proporsi yang cukup.
c.
Mengadakan pengawasan produksi serta
pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
3.
Dumping.
Dumping adalah kebijakan
pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah
dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen
mereka. Namun, negara pengimpor kadang
mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping
(dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling
duties. Hal ini dilakukan untuk
menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan
untuk mematikan persaingan di luar negeri.
Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan
dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.
Syarat
yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
a.
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar
daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri.
b.
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga
konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
4. Subsidi.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus ke arah perang subsidi.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus ke arah perang subsidi.
5. LaranganoImpor.
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar domestik. Dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negri.
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar domestik. Dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negri.
2. Kebijakan Perdagangan Bebas.
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan
pemerintah yang menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya
hambatan apapun. Pihak-pihak yang
mendukung kebijakan ini beralasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan
setiap negara berspesialisasi memproduksi barang dan menjadikannya keungglan
komparatif.
3. Kebijakan
Autarki.
Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan
dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik
pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan
dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan
bebas.
BAB X
KERJA SAMA
INTERNASIONAL ANTARNEGARA
Diera
globalisasi ini semakin majunya teknologi dalam
kerja sama internasional. Didalam kerja sama pun melibatkan suatu
organisasi untuk mengurus semua kendala-kendala yang akan terjadi dalam
kegiatan kerja sama contohnya World Trade Organization (WTO) atau
Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang
secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan
multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi
aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang
telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan
kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam
pelaksanaan kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing. Walaupun
ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para
produsen minyak kelapa sawit, eksportir dan importir dalam kegiatan
perdagangan. Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Word
Trade Organization (WTO) dan telah meratifikasi Persetujuan
Pembentukan WTO melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
Dan juga ada GATT (General Egreement on Tariff
and Trade)
GATT
atau persetujuan umum tentang tarif minyak kelapa sawit yang didirikan atas dasar perjanjian dengan maksud
untuk mengurangi atau menghilangkan rintangan-rintangan perdagangan
internasional, khususnya tarif dan bea cukai tinggi yang menghambat ekspor
impor antarnegara.
BAB XI
MANAJEMEN STRATEGI
INTERNASIONAL
Perumusan
Strategi Peningkatan Dayasaing Industri CPO Indonesia Dalam menetapkan strategi
dayasaing industri CPO digunakan alat analisis SWOT dengan menganalisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari industri CPO Indonesia. Poin
dalam faktor-faktor tersebut diperoleh dari analisis keunggulan kompetitif,
struktur industri CPO di pasar internasional dan
komparatif
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah menganalisis keempat faktor yang ada
dibentuklah suatu matriks SWOT. Matriks tersebut mencoba untuk mempertemukan
keempat faktor yang ada untuk melahirkan strategi yang saling mendukung. Strategi
S-O dirumuskan dengan menggunakan kekuatan dari industry CPO nasional untuk
memanfaatkan peluang yang ada, sedangkan strategi W-O dirumuskan dengan
meminimalkan kelemahan dari industri CPO nasional untuk memanfaatkan peluang.
Strategi S-T dirumuskan dengan menggunakan kekuatan
industri
CPO nasional untuk mengatasi ancaman, sedangkan strategi W-T dirumuskan dengan
meminimalakan kelemahan dan menghindari ancaman dari lingkungan eksternal. Perumusan
strategi yang ada dilakukan melalui pembentukan matriks SWOT, dimana matriks
ini meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah
diidentifikasikan sebelumnya. Melalui matriks SWOT dapat dirumuskan alternatif
strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan industry CPO nasional yang
berdayasaing tinggi dipasar internasional.
Faktor
Eksternal
Peluang
1. Meningkatnya permintaan komoditi
berbahan baku CPO dan turunannya di pasar nasional dan internasional
2. Perundang-undangan serta peraturan
untuk CPO baik skala nasional dan internasional
3. Perkembangan harga CPO yang
cenderung meningkat dan peningkatan konsumsi produk berbahan baku CPO
4. Perkembangan
teknologi produksi dan informasi.
5. Ketertarikan
investor dalam dan luar negeri terhadap industri CPO
Ancaman
1.
Stabilitas
politik, keamanan, dan pemerintahan nasional dan kebijakan pemerintah
2.
Tingkat inflasi dan suku bunga yang
berlaku
3.
Perkembangan bisnis berbahan baku non
kelapa sawit
4.
Penerapan pajak ekspor
5.
Biaya pupuk dan pestisida yang tinggi
6.
Persaingan dengan Negara Malaysia
7.
Isu
terselubung ( black campaign terhadap produk CPO Indonesia akibat dari
pembukaan lahan yang menyebabkan global warming)
Faktor
Internal
Kekuatan
1.
Dukungan
sumber modal
2.
Peranan asosiasi kelapa sawit
3.
Sumberdaya lahan luas
4.
Produk yang berstandart nasional dan
internasional
5.
Teknik pengembangan budidaya kelapa sawi
6.
Besarnya jumlah dan ketersediaan tenaga
kerja perkebunan
7.
Ketersediaan dan kemudahan akses
informasi
Kelemahan
1.
Lokasi
pabrik dan kebun yang berjauhan
2.
Tingkat upah yang masih rendah
3.
Rendahnya pendidikan pelaku industry
4.
Kurangnya promosi penjualan produk
5.
Sarana dan prasarana serta pabrik
pengolahan yang masih kurang
MATRIKS
ANALISIS SWOT INDUSTRI CPO
EKSTERNAL
DAN INTERNAL
|
Kekuatan (Strengtht-S)
1. Sumberdaya lahan luas
2. Dukungan Sumber modal
3. Peranan Asosiasi kelapa
sawit
4. Produksi CPO yang berstandar
nasional dan internasional
5. Teknik pengembangan budidaya
kelapa sawit
6. Besarnya jumlah dan
ketersediaan
tenaga kerja perkebunan
7.
Ketersediaan dan
|
Kelemahan
(Weaknesses-W)
1. Lokasi pabrik dan kebun
sawit yang berjauhan
2. Tingkat upah tenaga kerja
pekerja industri kelapa sawit
yang rendah
3. Rendahnya pendidikan
pelaku industri perkebunan
4. Kurangnya promosi
penjualan produk CPO
5. Sarana dan prasarana serta
pabrik pengolahan yang
masih
kurang
|
Peluang
(Oppurtunities-O)
1. Meningkatnya permintaan
komoditi berbahan baku CPO
dan turunannya di pasar
nasional dan internasional
2. Perundang-undangan serta
peraturan untuk CPO baik
skala nasional dan
internasional
3. Perkembangan harga CPO
yang cenderung meningkat dan
peningkatan konsumsi produk
berbahan baku CPO
4. Perkembangan teknologi
produksi dan informasi
5. Ketertarikan investor dalam
dan
luar negeri
|
Strategi S-O
1.Optimalisasi lahan
perkebunan untuk
peningkatan dayasaing
CPO di pasae nasional
dan internasional
(S1,S2,S4,S5,S6,O1,O5)
2.Pengembangan sistem
pemasaran produk
industri CPO
(S3,S7,O1,O4,O5)
3. Pengembangan industri
hulu dan hilir dan
peningkatan nilai tambah
kelapa sawit (S2,O3,O5)
|
Strategi W-O
1. Pengembangan SDM
pelaku industri kelapa
sawit dengan pelatihan
(W3,O2,O4)
2. Pembangunan sarana dan
prasarana perkebunan
(W1, W5,O5)
3. Pemberian insentif kepada
pekerja perkebunan
(W2,O2)
4. Peningkatan kegiatan
penyuluhan
(W3,O4)
|
Ancaman (Threaths-T)
1. Stabilitas politik,
keamanaan,
dan pemerintahan nasional dan
kebijakan pemerintah
2. Tingkat Inflasi dan suku
bunga
yang berlaku
3. Perkembangan bisnis berbahan
baku non kelapa sawit
4. Penerapan pajak ekspor
5. Biaya pupuk dan pestisida
yang tinggi
6. Persaingan dengan Negara
Malaysia
7. Isu terselubung (black
campaign) terhadap produk
CPO Indonesia akibat dari
pembukaan lahan yang
menyebabkan
global warming
|
Strategi S-T
1. Melakukan hedging
terhadap produk CPO
Indonesia
(S4,T1,T2,T3,T6)
2. Pengkajian ulang
terhadap pajak ekspor
(S3,T5)
3. Pengembangan
perkebunan rakyat melalui
program revitalisasi
perkebunan (S1,S2,S6,T3)
4. Melakukan promosi
sertifikat RSPO
(Roundtable on
Suistanable Palm Oil) dan
peningkatan kualitas para
produsen
CPO (S4,T4,T7)
|
Strategi W-T
1. Meningkatkan pola
kerjasama dengan
produsen negara lain dan
pelanggan melalui
promosi penjualan
(W4,T1)
|
A.
Strategi S – O
1.
Optimalisasi lahan kelapa sawit untuk menghasilkan CPO yang berkualitas dengan
cara mengembangkan program Best Management Practices melaui panca usaha
tani. Luas perkebunan kelapa sawit yang dapat dikembangakan di Indonesia
sebesar 18,2 juta hektar, sehingga perlu kegiatan yang dapat meningkatkan
optimalisasi lahan. Adapun kegiatan
panca
usaha tani untuk meliputi ;
a.
Penggunaan bahan tanaman kelapa sawit unggul yang memiliki produktivitas
tinggi, yaitu :
1. Benih
dengan potensi produksi minyak tinggi disertai dengan berbagai karakter sekunder
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Klon
tanpa abnormalitas yang produksi minyaknya melebihi produksi minyak asal benih.
b.
Pemberantasan hama khususnya pengendalian penyakit pangkal batang yang
disebabkan oleh Ganoderma melalui perakitan tanaman kelapa sawit toleran
terhadap serangan Ganoderma.
1. Melaksanakan
teknik pengolahan lahan perkebunan yang baik dengan menjaga kualitas lingkungan
dengan cara perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah menuju pengusahaan
kelapa sawit yang berkelanjutan.
2. Pengaturan
irigasi.
3. Pemupukan
yang teratur dan sesuai dosis secara kontinyu.
2.
Pengembangan sistem pemasaran produk industri CPO yang komprehensif dan terpadu
sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar industri dipasar internasional,
melalui 4 faktor yaitu: Promotion, Product, Place, dan Price.
3.
Pengembangan industri hulu dan hilir serta peningkatan nilai tambah kelapa
sawit. Dengan strategi ini diharapkan ekspor negara Indonesia tidak hanya
didominasi oleh CPO akan tetapi dalam bentuk produk yang mempunyai nilai
tambah. Dengan pengembangan industri hilir selain
keuntungan
yang diperoleh lebih besar, penciptaan lapangan kerja baru merupakan manfaat
lain dari pengembangan industri ini. Penerapan strategi ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu ;
a. Pendirian
industri pabrik kelapa sawit terpadu dengan skala 5 – 10 ton TBS/jam diareal
yang belum memiliki pabrik dan pendirian pabrik minyak goreng sawit (MGS) skala
kecil disentra produksi CPO yang belum memiliki pabrik MGS.
b. Peningkatan
kerjasama dibidang promosi, penelitian dan pengembangan SDM dengan negara
penghasil CPO lainnya.
c. Fasilitasi
pengembangan biofuel sebagai bahan bakar alternative masa depan.
B.
Strategi W – O
1.
Pengembangan SDM pelaku industri kelapa sawit. Masih rendahnya kemampuan
kualitas dan kuntitas SDM, khususnya pada sektor industry hulu dan hilir kelapa
sawit menyebabkan perlu dilakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kualitas/kualifikasi SDM dari berbagai tingkatan.
Kegiatan
ini meliputi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dari berbagai disiplin
ilmu, teknologi dan praktek industri.
a. Peningkatan
keterampilan petani, dilakukan berbagai kegiatan pelatihan, studi banding,
magang, kunjungan kelapangan dan berbagai kegiatan lainnya.
b. Peningkatan
kemampuan karyawan perusahaan. Bersama dengan berbagai pemangku kepentingan
mengembangkan upaya untuk memperoleh kemudahan dalam ketersediaan tenaga kerja sesuai
tingkat kebutuhan, rekruitmen karyawan dan berbagai pelatihan penjenjangan.
2.
Pembangunan sarana dan prasarana perkebunan, merupakan salah satu langkah untuk
mengatasi dari keterbatasan pengembangan perkebunan kelapa sawit. Di Indonesia
masih terkendala dengan terbatasnya jumlah pabrik yang tidak merata di seluruh daerah
pengembangan perkebunan, sehingga investasi dari para investor dalam dan luar
negeri sangat penting dalam bentuk pembangunan pabrik, jembatan dan jalan.
Pembangunan pabrik pengolahan merupakan sarana penting bagi pengusahaan kelapa sawit.
3.
Pemberian insentif kepada pekerja, adalah salah satu cara meningkatkan motivasi
kerja dari karyawan. Rendahnya gaji yang diterima oleh para pekerja berimplikasi
terhadap produktivitas, pemberian insentif pada karyawan yang berprestasi
merupakan salah satu cara untuk memacu
motivasi
karyawan bekerja lebih giat. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan karyawan
maka perusahaan setiap tahun perlu mengkaji upah karyawan dan lebih
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
4.
Peningkatan kegiatan penyuluhan. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh para
penyuluh perlu ditingkatkan untuk penyampaian teknologi dan hasil penelitian
kepada pekebun. Banyaknya kendala untuk mencapai produksi dan produktivitas
optimal maka peranan penyuluh sangat penting, antara lain
a. Sosialisasi dan penerapan SNI mutu
benih dan sistem pengendalian benih untuk menghindari pemalsuan benih.
b. Sosialisasi dan mendorong pekebun
untuk dapat menerapkan prinsip dan kriteria Roundtable on Sustainable Palm
Oil (RSPO) kepada pekebun.
c. Pengembangan kesadaran dan kemampuan
petani dalam pengendalian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) kelapa sawit.
d. Pendampingan dan pengawalan
implementasi teknologi dan kelembagaan.
C. Strategi S – T
1.
Melakukan hedging terhadap produk CPO Indonesia, adalah salah strategi untuk
melindungi nilai produk CPO. Dengan hedging, produsen eksportir CPO dapat
melakukan kesepakatan harga penjualan produk untuk beberapa waktu kedepan
dengan konsumen internasional, sehingga harga yang diterima oleh produsen tidak
berpengaruh terhadap perubahan atau gejolak. Hedging dilakukan pada bursa
berjangka atau future market dimana pengiriman produk dilakukan pada
waktu akan datang.
2.
Pengkajian ulang terhadap pajak ekspor. Pengenaan pajak ekspor yang tinggi oleh
pemerintah menyebabkan keuntungan yang diterima oleh produsen menjadi
berkurang, selain itu dengan pengenan pajak ekspor dayasaing CPO Indonesia
menjadi turun sehingga perlu pengkajian ulang
akan
pajak ekspor dengan peranan dari asosiasi dan lembaga perkelapa sawitan dapat
memberikan masukan kepada pemerintah untuk meninjau kembali pengenaan pajak
yang memberatkan para eksportir CPO. Domestic Market Obligation (DMO)
merupakan salah satu kebijakan yang dapat diaktifkan kembali oleh pemerintah,
karena dengan kebijakan ini kebutuhan CPO dalam negeri dapat terpenuhi.
Pengenaan pajak ekspor disebabkan para eksportir banyak mengekspor CPO sebagai
bahan baku minyak goreng, sehingga kebutuhan CPO dalam negeri tidak tercukupi untuk
industri hilir. Kebijakan DMO dapat terlaksana apabila pemerintah
serius
dalam pengawasan penyaluran tataniaga, serta peranan dari produsen CPO yang
harus menyalurkan produksi CPO kepada industry hilir.
3.
Pengembangan perkebunan rakyat melalui program revitalisasi perkebunan. Untuk
memfasilitasi terwujudnya pengembangan usaha perkebunan rakyat, baik untuk
pengembangan perkebunan baru/perluasan dan peremajaan, sehingga progaram
kegiatan yamg ditempuh yaitu ;
a.
Mendorong usaha perkebunan besar untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat
sekitar/petani untuk pengembangan perkebunan rakyat dalam wadah pola kemitraan.
b.
Untuk mendukung pendanaan, disediakan sumber pembiayaan bagi pembangunan kebun
petani melalui revitalisasi perkebunan.
c.
Untuk membantu petani sehari-hari dalam kegiatan pengembangan usahataninya
disediakan petugas pendamping.
4.
Melakukan promosi sertifikat RSPO (Roundtable
on Suistanable Palm Oil) dan peningkatan kualitas CPO Indonesia. Pengembangan
perkebunan yang berkelanjutan akan mempengaruhi
besarnya
kemampuan produksi yang kontinyuitas. Banyaknya isu negative terhadap
perkebunan kelapa sawit Indonesia akan mempengaruhi permintaan CPO di pasar
internasional. Peranan asosiasi terhadap peningkatan dayasaing CPO Indonesia
dapat dilakukan dengan memberikan seminar dan penyuluhan terhadap kriteria dan
prinsip-prinsip RSPO. Selain itu penyuluhan terhadap penggunaan bibit
berkualitas akan meningkatkan kualitas produksi CPO Indonesia.
D.
Strategi W – T
Meningkatkan
pola kerjasama dengan pelanggan melalui promosi penjualan. Hubungan yang
terjalin dengan baik dengan para konsumen industri CPO dapat dilakukan dengan mempermudah
akses informasi dan memberikan pelayanan lebih. Promosi penjualan dapat
dilakukan dengan
mengadakan
pameran dan seminar yang bertaraf internasional di negara - negara konsumen CPO.
Kerjasama Dewan minyak minyak sawit yang mewakili pemerintah Indonesia serta Malaysia
Palm Oil Board yang mewakili negara Malaysia serta negara-negara produsen
CPO agar lebih ditingkatkan untuk menghadapi isu negatif dari LSM lingkungan
dan dunia internasional dengan membangun komunikasi yang kontinyu. Peningkatan
kerjasama bilateral antara Malaysia dan Indonesia melalui kampanye green
product atau countering negative campaign on palm oil di negara
tujuan ekspor minyak sawit kedua negara Uni Eropa dan Amerika. Dengan adanya kegiatan
ini untuk membangun citra positif terhadap perkebunan kelapa sawit, bahwa
disamping memberi manfaat ekonomi melalui penyediaan sumber pendapatan, sumber
devisa dan penyediaan lapangan pekerjaan di pedesaan, juga memperhatikan
aspek-aspek kelestarian lingkungan.
BAB XII
STRATEGI-STRATEGI UNTUK MENGANALISIS DAN MEMASUKAN PASAR
membuat
analisis kecenderungan permintaan produk minyak sawit dipasar Indonesia dan
pasar global serta merancang mengenai strategi-strategi yang dapat diterapkan
dalam melakukan ekspansi produk-produk
minyak kelapa sawit dalam memasuki pasar global. Pertumbuhan industri-industri
yang menggunakan CPO salah satunya didukung oleh meningkatnya konsumsi dalam
negeri dan permintaan dari Iuar negeri. Dengan adanya ketersediaan bahan baku
yang melimpah akan menjadi daya saing yang cukup tinggi di pasar internasionaL,
memiliki informasi yang tepat mengenai pangsa pasar dan Menggunakan informasi
peluang untuk rnenyusup ke pasar yang menguntungkan dan Mengatasi rintangan masuk pasar dan
ada beberapa keputusan yang harus
dimengerti :
1.
Memutuskan untuk memasuki pasar global
a. Mengamati lingkungan pemasaran
global
Ketika
mempertimbangkan memasuki pasar global, karakteristik ekonomi, hukum, politik
dan budaya negara tujuan pasar harus diperhitungkan.
b. Mempertimbangkan proporsi penjualan
di pasar global terhadap sasaran total penjualan.
Perusahaan
harus mempertimbangkan apakah akan melakukan bisnis di beberapa negara saja,
atau di banyak negara, dan negara seperti apa yang akan dimasukinya.
2.
Memutuskan pasar mana yang akan di tuju
Langkah ini mengharuskan penilaian atas besarnya laba atas
investasi yang harus dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi.
3.
Memutuskan cara memasuki pasar
Setelah
negara tujuan di putuskan, perusahaan harus menentukan cara masuk terbaik.
- Ekspor langsung adalah cara
mejual barang atau jasa melalui perantara (eksportir) yang bertempat di
negara tujuan ekspor.
- Ekspor tidak langsung adalah
teknik di mana barang dijual melalui perantara (eksportir) negara asal.
- Joint Venture adalah memasuki
pasar asing dengan bergabung bersama perusahaan asing untuk menghasilkan
atau memasarkan produk.
- Lisensi adalah metode memasuki
pasar asing di mana perusahaan menjalin suatu kesempatan dengan pembeli
lisensi di pasar asing
- Frenchise adalah memasuki pasar
global melalui kerjasama dengan franchisor. Franchisor hanya melakukan
pengeluaran untuk rekruitmen sumberdaya manusia, pelatihan.
- Investasi langsung adalah memasuki
pasar asing dengan mengembangkan fasilitas perakitan atau manufaktur
berpusat di luar negeri
4.
Memutuskan program pemasaran
Perusahaan
harus memutuskan sejauh mana produk, promosi, harga dan distribusi mereknya
perlu disesuaikan dengan pasar-pasar asing secara individual.
Pada tingkat produk. Perusahaan
dapat menggunakan strategi perluasan produk langsung, penyesuaian produk dan
penciptaan produk.
- Perluasan produk langsung
adalah memasarkan produk di pasar asing tanpa melakukan perubahan
- Penyesuaian produk adalah
menyesuaikan produk untuk memenuhi kondisi atau keinginan lokal di pasar
asing.
- Penciptaan produk adalah
menciptakan produk atau jasa baru bagi pasar asing.
Pada tingkat komunikasi. Perusahaan
dapat memilih penyesuaian komunikasi atau penyesuaian ganda.
Pada tingkat harga. Perusahaan
dapat menghadapi kenaikan harga, dumping, pasar abu-abu dan produk palsu murah.
Pada tingkat
distribusi. Perusahaan harus mempertimbangkan cara pendistribusian produk
ke konsumen.
5.
Memutuskan organisasi pemasaran
Dalam
melakukan aktivitas pemasaran internasional terdapat dalam tiga cara:
- Departemen
ekspor. Perusahaan terjun ke pemasaran internasional hanya melalui
pengiriman barang. Jika penjualan internasionalnya berkembang, perusahaan
membentuk departemen ekspor yang terdiri dari seorang manajer penjualan
dan beberapa orang asisten. Bila penjualan meningkat departemen ekspor
diperluas menjadi sub-sub departemen.
- Divisi
internasional. Divisi internasional diorganisasikan dengan berbagai
cara. Staf divisi internasional perusahaan terdiri dari para spesialis
dalam pemasaran, manufaktur, riset, keuangan, perencanaan, dan sumber daya
manusia, mereka merencanakan serta menyediakan pelayanan bagi berbagai
unit operasi.
- Organisasi global. Dalam
organisasi global, manajemen puncak dan staf perusahaan merencanakan
fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran, arus finansial, dan sistem
logistik di seluruh dunia. Unit-unit operasi global melapor langsung
kepada kepala eksekutif atau komisi eksekutif yang dilatih untuk berpikir
dengan membentuk wawasan secara global. Perusahaan harus membangun
organisasi yang efektif untuk menyelenggarakan pemasaran internasional.
Kebanyakan perusahaan memulainya dengan sebuah departemen ekspor, sampai
divisi internasional. Ini langkah menuju organisasi global, yang berarti
manajemen puncak harus memikirkan dan merencanakan strategi global.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Strategi Menembus Pasar Global.
http://www.kompasiana.com/atep_afia/strategimenembus-pasar-global_5500e278a33311bb74512604pukul
10 :14. Diakses pada 27 Desember 2015
Keegan,
J, Warren. 2011. Manajemen Pemasaran Global, Jilid 1 dan 2,
Edisi. Jakarta : Indeks.
Kotler,
Phillip. 2005. ManajemenPemasaran. EdisiSebelas. Jakarta : Prentice
Hall Indeks
Maria,
Angga. 2014. Masuk ke dalam Pasar Global.
http://anggamaria.blogspot.co.id/2014/04/masuk-ke-dalam-pasar-global.html.
Diakses pada 24 Desember 2015.
Zulaikha,
Siti, dkk. 2014. Foreign Markets Entries (Memasuki Pasar Global). http://apasihmaumu.blogspot.co.id/2014/07/foreign-markets-entries-memasuki-pasar_4.html.
Diakses pada 24 Desember 2015.
0 komentar:
Posting Komentar