Jumat, 20 Juli 2018

Pengertian Motivasi


2.1.1             Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Motivation, yang artinya dorongan daya batin, sedangkan to motivate artinya mendorong untuk berperilaku atau berusaha. Motivasi dalam manajemen, lebih pada bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Sutrisno (2016;109) Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan seorang tersebut menurut Gitosudarmo (2000) dalam Sutrisno (2016;109).
Menurut Zainal et al (2014;607), Motivasi dapat diartikan sebagai sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu, sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan dan dorongan individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Hasibuan (1999) dalam Sutrisno (2016;109) Motivasi merupakan persoalan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang berkaitan dengan jiwa, dan jiwa tersebut akan mendorong keinginan individu untuk melakukan pekerjaan tertentu guna membangun dan memeliharan pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan.

2.1.1.1       Faktor - faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Setiap karyawan pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dibutuhkan oleh karyawan juga berbeda-beda, akan tetapi jika karyawan tersebut sedang berada di sebuah perusahaan, pasti memiliki suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan kepada karyawan. Menurut McClelland (2001) dalam Robbins (2012;132)  mengatakan bahwa motivasi kerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
1.    Faktor Intrinsik: Faktor intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja adalah :
a.    Kemungkinan sukses yang dicapai, mengacu pada persepsi individu tentang kemungkinan sukses yang akan dicapai ketika melakukan tugas. Semakin tinggi persepsi individu tentang kemungkinan sukses yang dicapai maka individu tersebut akan semakin termotivasi untuk berprestasi.
b.    Self-efficacy, mengacu pada keyakinan individu pada dirinya untuk mampu mencapai sukses. Semakin tinggi tingkat keyakinan seseorang akan semakin termotivasi untuk individu berprestasi dalam bekerja. Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung termotivasi untuk berprestasi. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berpikir bahwa diri mereka mampu mengerjakan tugas.
c.    Value, mengacu pada pentingnya tujuan bagi individu. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mengerjakan tugas dengan kemungkinan sukses sedang, karena performa dalam beberapa situasi memberikan umpan balik yang terbaik untuk melakukan perbaikan. Sehingga dengan melakukan sesuatu lebih baik maka dapat memberikan pengaruh penting terhadap diri mereka. Individu yang menilai bahwa tujuan itu sangat penting maka individu tersebut akan semakin termotivasi untuk mencapainya karena nilai dapat mengaktifkan usaha individu untukmencapai performa yang lebih baik.
d.   Ketakutan terhadap kegagalan, mengacu pada perasaan individu tentang kegagalan yang akan membuat individu untuk semakin termotivasi sebagai upaya untuk mengatasi kegagalan.
e.    Faktor lainnya yang mengacu pada perbedaan jenis kelamin, usia, kepribadian dan pengalaman kerja
2.    Faktor Ekstrinsik : Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi sesorang yang bersumber dari luar diri individu tersebut. Faktor ekstrinsik mengacu pada situasi dan adanya kesempatan. Faktor ekstrinsik ini dapat berupa hubungan pimpinan dengan bawahan, hubungan antar rekan sekerja, sistem pembinaan dan pelatihan, sistem kesejahteraan, lingkungan fisik tempat kerja, status kerja, administrasi dan kebijakan perusahaan.

2.1.1.2       Tujuan Motivasi Kerja
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu, pada hakekatnya pemberian motivasi kepada karyawan tersebut mempunyai tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal, menurut Hasibuan (2009;146) tujuan pemberian motivasi kepada karyawan adalah untuk:
1.        Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2.        Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3.        Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4.        Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5.        Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6.        Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7.        Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8.        Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9.        Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10.    Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku





2.1.1.3       Indikator Motivasi
Indikator merupakan sebuah variabel kendali yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun suatu kegiatan. Indikator motivasi yang dapat dipakai Menurut teori motivasi berprestasi McClelland  dalam Robbins (2012;137) antara lain sebagai berikut :
1.        Kebutuhan akan prestasi
a.         Memiliki kesempatan untuk berprestasi
b.         Kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
c.         Bangga hasil kerja menjadi acuan bagi teman sejawat
2.        Kebutuhan akan kekuasaan
a.         Memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap keberhasilan perusahaan
b.         Mempunyai wewenang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan metode sendiri
c.         Mendapatkan kedudukan yang lebih baik dengan cara bersaing secara sehat
3.        Kebutuhan akan afiliasi
a.         Menjalin hubungan dengan  sesama pegawai dan atasan.
b.         Memiliki kesempatan membantu teman sejawat
c.         Mendapat pengakuan dari masyarakat atas pekerjannya

0 komentar:

Posting Komentar